Bersama Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan memfasilitasi Ibu Rumah Tangga yang punya usaha dirumah, pelajar, mahasiswa dan lain-lain dalam pendayagunaan dan pemanfaatan TIK terhadap pengembangan Indutri Rumahan.
KPPA menyampaikan kebijakan-kebijakan pengembangan industri rumahan melalui sistem rumah tangga. Arahan strateginya untuk penanggulangan kemiskinan dan perluasan lapangan pekerjaan, serta mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
“Mulailah dari yang kecil, sukses, menghasilkan dan menyejahterakan – Martha Simanjuntak”
Dalam fasilitasi ini, KPPA mencoba untuk membuat model strategi rumahan yang nantinya diharapkan bisa mengurangi pengangguran, jika IRT turut andil berperan menjalankan usaha dirumah nantinya bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri dan menggurangi TKW.
Industri Rumahan sebagai wadah kreativitas dan produktivitas kaum perempuan dengan target 1 juta lapangan kerja baru/tahun. Dengan misi sebagai berikut :
- Memberikan peluang dan perlindungan bagi pelaku IR untuk berpartisipasi dalam sistem produksi lokal sesuai kebutuhan, minat dan bakatnya.
- Memperluas lapangan kerja wirausaha dalam skala usaha mikro yang dilakukan di lingkungan rumah dan sekaligus meningkatkan peran koperasi untuk efisiensi, kolektif dan kohesi sosial.
- Meningkatkan produktivitas IR untuk mendapatkan penghasilan yang berkesinambungan melalui perkuatan permodalan usaha, teknologi serta fasilitas pemasaran bersama dengan pendekatan kelompok.
Peserta Fasilitasi (Foto by Teddy)
“Kalau mau berhasil, jangan dekat-dekat orang yang malas – Puspita Zorawar”
Jenis usaha/produk yang bisa dijalankan:
Makanan | Pakaian |
Keripik | Batik |
Kerupuk | Bordir |
Terasi | Sprei |
Ikan pindang, ikan asin, ikan asap | Pakaian |
Produk bandeng | Aksesoris |
Kue | Tas |
Tempe | Kerudung |
Telur Asin |
Dalam memulai usaha, kita juga membutuhkan jaringan, kemana nanti dan kepada siapa produk akan kita jual. Misal IRT yang biasa arisan, bisa menawarkan dagangannya ke temen-temen ibu arisan, yang bisa pengajian bisa menawarkan kerudung ke ibu-ibu pengajian, tak hanya itu pelajar/mahasiswa juga bisa berjualan dan menjualnya ke temen-temen sekolahnya.
Pendidikan juga penting, karena dalam membuat usaha dan menjalankan usaha kita juga butuh ilmu. Bisa saling sharing dengan sesama pelaku usaha. Selanjutnya, mempunyai tempat usaha itu juga penting. Biar orang lain tau dimana kita membangun usaha itu, dirumah atau di toko. Selain itu, kita juga perlu mempunyai ketrampilan yang lain.
“Waktu begitu cepat bagi orang-orang yang berkarya – Puspita Zorawar”
Ibu Martha Simanjuntak memberikan penjelasan memulai usaha dengan model kanvas, yaitu :
- Tentukan customer
- Value produk
- Channel, kurir atau bisa gojek
- Buat customer relation
- Margin pendapatan
- Sumber dari mana, beli kain, bahan dan lain-lain
- Apa yang dilakukan
- Key partner
- Financial Plan
Dan, selanjutnya Ibu Puspita Zorawar memberikan pencerahan Kartini-Kartini Indonesia menjadi agen perubahan membangun Indonesia lebih baik. Karena dengan Teknologi membantu kita untuk mengasah potensi.
Materi bahasan selanjutnya yang disampaikan oleh Ani Berta mengenai pemanfaatn TIK dalam pengembahan usaha yaitu yang suka online, bisa berjualan baju, tas, kerudung dan produk lainnya menggunakan media sosial. Lebih lagi bisa menulis dan menuangkan tulisannya di blog, karena blog juga bisa menghasilkan uang. Yang penting konsisten menulis.
Jadi, yang mempunyai media sosial seperti facebook, twitter, instagram atau blog bisa memaksimalkan untuk menjalankan usaha dan membangun jaringan.
Wah, TIK memang bermanfaat banget untuk pengembangan industri rumahan.
iya mbak.. ayo dikembangkan usahanya 🙂
Memang sudah saatnya industri rumahan pun mengikuti trend TIK ini. Saya sendiri melakukannya untuk masakan ibu saya mbak. Dan so far, puji Tuhan, masih bisa diandalkan.
wahh.. seru ya mas bisa mempromosikan masakan ibu lewat internet yang menjanjikan ini 🙂