Diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular yang mematikan. Pada tahun 2015 1 dari 11 orang dewasa kena Diabetes dan pada tahun 2040 1 dari 10 orang dewasa kena Diabetes. Dalam Simposium Nasional Hari Diabetes Sedunia dengan Tema bahasan “Eyes on Diabetes” yang tujuannya mengajak masyarakat untuk mau melawan Diabetes ini menjadi tema yang sangat menarik. Karena tak hanya dihadiri oleh Netizen, ada pihak medis, penyandang Diabetes dan lain-lainnya hadir dalam acara ini. Semuanya ingin bersama-sama menyebarluaskan Hidup Sehat dengan Diabetes.
Disampaikan oleh Bapak M. Subuh MD, MPPM dan Ibu dr. Lily Sriwahyuni Sulisyowati, MM, data pada tahun 2015 sudah ada 415 juta penyandang Diabetes sedunia dan sebanyak 5 juta orang meninggal karena Diabetes. Hal ini tentu disebabkan banyak faktor, terutama tidak terdeteksinya Diabetes secara dini. Karena gejala Diabetes tidak dirasakan, orang dengan gejala Diabetes masih bisa beraktivitas dan masih bisa makan enak.
Diabetes lebih dikenal dengan penyakit gula atau kencing manis karena suatu kondisi tubuh dimana tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah akibat gangguan pankreas dan insulin.
Kapan Harus Periksa Gula Darah?
Orang tidak akan tahu apakah gula darahnya tinggi atau normal jika tidak dilakukan pemeriksaan. Orang tidak akan merasa kalau dirinya kena Diabetes sebelum melakukan pemeriksaan gula darah. Maka dari itu banyak yang bertanya kapan saat yang tepat untuk melakukan pemeriksaan gula darah. Lakukan Pemeriksaan gula darah saat:
- Saat tubuh mulai gemuk
- Saat perut mulai buncit, hal ini dikarenakan meskipun badan tidak gemuk namun perut buncit dan lingkar perut perempuan tidak lebih dari 80 cm, dan lingkar perut laki-laki tidak lebih 90 cm.
- Saat mengetahui keluarga mempunyai riwayat Diabetes
Upaya pencegahan Diabetes yaitu dengan melakukan pemeriksaan gula darah minimal 1 kali setahun. Jika terjadi peningkatan gula darah sebaiknya segera konsultasikan kepada ahlinya sehingga mendapatkan upaya pencegahan Diabetes sedini mungkin.
Yang perlu diketahui bagi Penyandang Diabetes dan keluarganya, tanpa pengobatan dan pengendalian yang baik maka Diabetes akan menurunkan kualitas hidup, apalagi bila disertai dengan komplikasi yang sangat menyiksa akan menyebabkan kematian dini (<70 tahun). Komplikasi Diabetes menyerang dari otak hingga kaki, semua bagian tak luput dari komplikasi.
Cepat atau lambat, Diabetes ini akan mengalami komplikasi. Dengan melakukan pengendalian yang baik, komplikasi dapat dicegah atau diperlambat sehingga Penyandang Diabetes dapat hidup sehat seperti orang lain.
Pengendalian Risiko Diabetes
- Deteksi Dini Gejala Diabetes (How to detec:early detection/diagnostic)
Deteksi dini gejala Diabetes inilah yang paling penting dan utama. Jika kita tidak menyadari untuk melakukan deteksi dini maka kita akan terlambat melakukan sesuatu. Jadi, segera lakukan pemeriksaan gula darah jika sudah mengetahui kapan harus periksa. - Upaya Pencegahan Diabetes (To Prevent)
Melakukan intervensi terhadap faktor risiko, upaya ini bisa dilakukan dengan perilaku CERDIK, yaitu Cek kesehatan rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin Olahraga, Diet Seimbang, Istirahat cukup dan Kelola Stres. Dengan ini kita tahu bagaimana faktor risiko ini bisa kita kendalikan dengan baik. - Upaya Melakukan Respon (How to Make a Response)
Upaya melakukan respon bukan hanya dari sisi pelayanan kesehatan tetapi juga upaya bersama baik komuniti, sektor khusus, baik keluarga untuk terus meningkatkan kesadaran dan pengetahuan terhadap penyakit Diabetes.
Pengendalian Risiko Diabetes ini diharapkan masyarakat awam dan penyandang Diabetes bisa bersama-sama melawan Diabetes dengan mengetahui gejalanya sedini mungkin, kita mau cek kesehatan rutin dan melakukan kontrol terhadap Diabetes sehingga tidak menjadi parah.
5 Pilar Pengobatan Diabetes
- Edukasi yang berkesinambungan
Karena Diabetes ini akan menyertai seumur hidup bagi penyandangnya maka harus diingatkan bahaya Diabetes agar tabah dalam melakukan disiplin pengobatan. - Pengaturan Makan
Pengaturan makan ini dilakukan agar tidak makan berlebihan, seimbang dan tidak menimbulkan gangguan metabolisme lain. - Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik atau gerak badan atau olahraga secara teratur. Penyandang Diabetes harus melakukan aktivitas fisik untuk menurunkan gula darah. Bagi penyandang Diabetes sebelum melakukan olahraga sebaiknya melakukan tes kebugaran dulu. Jangan sampai sudah olahraga selama berbulan-bulan tapi gula darah gak turun. Olahraga untuk Diabetes itu lebih ke olahraga aerobik bisa dengan latihan jalan cepat bukan jalan santai. Olahraga untuk Penyandang Diabetes minimal 150 menit per minggu. Tidak perlu olahraga yang ngos-ngosan sampai keluar keringat banyak. - Obat-obatan oral dan kalau perlu suntik insulin.
Jika gula darah tinggi, langsung konsultasikan ke dokter sehingga segera dilakukan pengobatan yang tepat. Karena setiap masing-masing penyadang Diabetes mempunyai keluhan yang berbeda sehingga obat nya dan penanganannya pun juga berbeda. - Pemeriksaan gula darah Mandiri
Pemeriksaan gula darah bisa dilakukan dengan cek HbA1C yang digunakan untuk memantau glukosa darah pada Penyandang diabetes. HbA1c merupakan indikator jangka panjang kontrol glukosa darah, bisa juga digunakan untuk memonitor efek diet, olahraga, dan terapi obat terhadap gula darah. Pemeriksaan HbA1c dilakukan untuk melihat hasil terapi dan rencana perubahan terapi. Pemeriksaan ini dilakukan setiap 3 bulan atau tiap bulan pada keadaan HbA1c sangat tinggi (> 10%).
Apapun yang terjadi, jangan sampai putus pengobatan bagi Penyandang Diabetes
Penyandang Diabetes harus mendapatkan edukasi mengenai pengobatan Diabetes sehingga mereka tahu obat yang diminum apa dan untuk apa. Dan pihak medis pun juga harus menjelaskan fungsi obat yang diberikan agar penyandang Diabetes mau minum obat secara teratur dan disiplin.
Selain upaya pengendalian risiko dan pencegahan Diabetes dari Penyandang Diabetes, pihak pemerintah juga telah melakukan program-program kesehatan khusus untuk Penyakit Tidak Menular yang diberi nama GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) yang sudah tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 19 ribu pos.
Salah satu program GERMAS yaitu dengan adanya Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) merupakan salah satu upaya kesehatan berbasis masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam rangka deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.
Kegiatan Posbindu PTM diantaranya Deteksi dini faktor risiko PTM, Monitoring faktor risiko PTM, Konseling Rujukan, serta kegiatan lain misalnya penyuluhan dan lain-lain. Sasaran Posbindu PTM ini adalah penduduk usia > 15 tahun.
Dengan adanya program kesehatan di masyarakat ini, diharapkan seluruh aspek masyarakat mendukung program ini guna untuk menekan angka kematian terhadap penyakit tidak menular ini. Upaya pemerintah dari pencegahan primer dilakukan dengan upaya agar orang yang sehat tidak sakit, Pencegahan sekunder yaitu jika ada orang sakit bagaimana caranya tidak jadi cacat, sedangkan upaya pencegahan tersier jika ada orang yang sakit berupaya agar tidak menjadi parah.
Meskipun penyandang Diabetes atau keluarga dengan riwayat Diabetes tetap harus beraktivitas sambil melakukan upaya pencegahan agar tidak terjadi komplikasi.
Ayo semuanya bersama-sama untuk melakukan upaya pencegahan penyakit tidak menular dengan mengetahui deteksi dini sekarang juga.
Diabetes ini memang silent killer yaa
kitanya yg harus aware n rajin cek up
Diabetes itu wajib disiplin sama pola makan. Papah mertua saya mengidap diabetes. Pola makannya bener-bener harus dijaga
Makasih mbak sharingnya, moga tulisanya makin manfaat bagi yg membbacanya dan makin berkah..